5 Fungsi Asuransi Penyakit Kritis

Asuransi penyakit kritis (Critical Illness) memiliki 5 fungsi:

1. Membiayai pengobatan penyakit kritis.
2. Membiayai perawatan setelah pengobatan penyakit kritis
3. Mengganti penghasilan yang hilang selama atau karena tidak bisa bekerja lagi
4. Mencegah kehilangan aset dan jeratan utang.
5. Memelihara kepercayaan diri.

Uang pertanggungan penyakit kritis mungkin memenuhi empat fungsi pertama, mungkin pula beberapa fungsi saja, atau mungkin saja satu fungsi pun tidak tercukupi. Oleh karena itu, UP proteksi penyakit kritis harus besar, lebih besar dari biaya untuk berobat, dan masih ada sisanya untuk biaya perawatan lanjutan, mengganti penghasilan, dan membayar utang (jika sebelumnya terpaksa berutang). Semua itu bermanfaat membawa seseorang pada fungsi kelima: terjaganya kepercayaan diri karena terhindar dari perasaan membebani orang lain.

Berapa UP penyakit kritis yang ideal? Baca selengkapnya…

Bagaimana Menentukan Santunan Sakit Kritis?

Sebenarnya tidak ada patokan khusus dalam menentukan besaran santunan yang di terima seseorang ketika dia terkena sakit kritis. Namun informasi berikut ini paling tidak bisa menjadi acuan dalam menyiapkan dana jika seseorang terkena sakit kritis.

1. Biaya pengobatan gagal ginjal dan cuci darah yang mahal

Gagal ginjal ini tergolong penyakit yang sangat mahal dalam perawatan, penderitanya harus senantiasa dicuci darah. Pernyataan seorang keluarga pasien gagal ginjal berujar, tiap bulan pasien gagal ginjal memerlukan sekitar 15 kardus cairan continuous ambulatory peritoneal dialysis yang jumlah anggarannya sekitar 5 juta. Nilai yang tentunya kecil untuk kalangan orang kaya, namun sangat menyesakkan bagi masyarakat bawah yang makan pun mesti dibatasi.

  • Hemodialisis (cuci darah): Dilakukan seminggu 2 kali, 5 jam per sesi
  • CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis atau cuci darah lewat perut): Rp. 50-80 juta/tahun
  • Pemasangan kateter: Rp 10 juta
  • Pretransplantasi dan prosedur Rp 200 juta

Bisa sedikit kita rata-ratakan, biaya perawatan untuk pasien gagal ginjal mencapai 300 juta pertahun setara dengan harga rumah minimalis menengah di kompleks elit. Memang semua sepakat harga sebuah kesehatan amat sangat mahal, namun jika harus menganggarkan uang begitu banyak tiap tahun hanya untuk biaya kesehatan terlalu sulit diwujudkan, bahkan bisa menambah penyakit bagi anggota keluarga yang lain.

sumber

2. Penderita Gagal Ginjal Makin Didominasi Kaum Muda

Selain biaya pengobatan yang mahal, ternyata penderita gagal ginjal juga sekarang ini di dominasi oleh kaum muda. Sebagai contoh di Surabaya. Jumlah pasien gagal ginjal berusia muda di Surabaya meningkat. Menurut Walikota Surabaya Tri Rismaharini, trend penderita gagal ginjal tidak lagi didominasi kaum berumur. “Sekarang ini pasien yang cuci darah usianya masih muda-muda,” kata Risma, Rabu, 24 Juli 2013.

Gagal ginjal di usia muda bisa terjadi karena faktor pekerjaan yang tanpa disadari menuntun ke arah gaya hidup tidak sehat. Sebab mayoritas di antara pasien gagal ginjal berprofesi sebagai satpam ataupun sopir. “Kebanyakan pasien-pasien itu bekerjanya malam hari, sehingga agar badan tetap fit mereka mengonsumsi minumen suplemen tiap hari,” ujar Risma.

Gagal ginjal memang penyakit terbanyak yang diderita pasien pengguna Jamkesmas non kuota. Sekali cuci darah, setiap pasien harus mengeluarkan biaya Rp 600 ribu hingga Rp 1 juta. Bahkan ada rumah sakit yang memasang tarif Rp 1,5 juta untuk sekali cuci darah. Padahal beberapa pasien butuh cuci carah seminggu dua kali.

sumber

Dari kedua sumber di atas bisa kita simpulkan bahwa biaya pengobatan dan perawatan penyakit kritis seperti stroke ataupun gagal ginjal sekitar 500 juta sampai 1 Miliar. Itu bukanlah biaya yang sedikit. Belum lagi akibat dari penyakit kritis tersebut bisa membuat si penderita kehilangan kemampuan untuk kembali bekerja mencari nafkah.

Jika Anda pria berusia 35 tahun silakan klik disini untuk mengetahui  premi per bulan yang harus di bayarkan untuk mendapatkan UP 1 Miliar pada produk CI Plus (syariah) atau klik disini untuk produk CI 100 (non syariah). Sementara jika Anda pria berusia 40 tahun, silakan klik disini untuk mengetahui berapa premi per bulan yang harus di bayarkan untuk mendapatkan UP 1 Miliar pada CI Plus (syariah). Atau silakan lihat disini untuk tabel premi santunan sakit kritis (CI+) sebesar 1 Miliar.

Salam,

JOhan|    0818 654 456 (Mobile & Whatsapp)5178D3DF (Blackberry Messenger)

Perlukah Memiliki Asuransi Penyakit Kritis?

Apakah kita perlu memiliki Asuransi Penyakit Kritis?

Sebagian orang ada yang memberikan pendapat bahwa asuransi penyakit kritis itu tidak perlu dengan beraneka ragam alasan. Namun tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa asuransi penyakit kritis itu sangat di butuhkan. Karena jika sudah terdiagnosa dan menurut dokter harus ada tindakan seperti operasi, itu memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dan tidak hanya sampai operasi saja. Karena saat berada dalam fase penyembuhan pun masih memerlukan biaya yang tidak sedikit. Sebut saja gagal ginjal misalnya selama beberapa waktu pasien masih harus terus melakukan cuci darah. Dan sekali cuci darah memerlukan biaya yang tidak sedikit pula.

Mari kita simak ilustrasi berikut ini. Baca selengkapnya…